Di kala masih saya masih kecil sering kali mendengar cerita seorang lelaki yang sabar, berwibawa, bermartabat, bijaksana dan luas pengetahuan agamnya. Seorang yang senantiasa mengedepankan harkat dan martabat agama dari pada lainya, dimana separuh waktunya di berikan kepada murid dan orang yang ada di sekitarnya, dan itu adalah Ayah saya.
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEglGnS3M2Mokqesl27S1_eCdHuxH_yNBpfoZEATNGZbep90X2R8-E9Vxn7cB1r5CHQKVOafbifQ3dEy2JRvghWFuGRozsxKh0tGHP9urY2xGmBzUM0tNu5fsl5Gf17Oco7117oLwF3sT7Cw/s200/ayah.jpg)
Ayah tidak pernah mengeluh atau menolak atas apa yang di berikan Allah untuknya, meskipun ketika usai belajarnya mendapat istri yang judes dan posesif seperti ibu saya, dimana ketika berjalanya waktu hidup bersama ibu saya dengan kesibukan ayah mengajar dan membantu banyak orang di sekitarnya selalu di halangin ibu saya untuk terus menemaninya, di kala itu ayah ke setiap magrib sampai paginya mengajar ngaji santri yang di asuhnya.
Ayah tidak pernah membandingkan antara yang kaya dan miskin, antara orang jahat dan baik perilakunya. baginya itu semua adalah merupakan tanggung jawabnya. Sebagaimana Ayah merasa tidak pantas untuk tidak berbagi kepada lainya, karena di tau bahwa semua datang juga berasal dari mereka.
Dan Ayahku adalah Super Hero yang memberikan semua pikiran dan perasaanya untuk keluargaku dan orang di sekitarnya. karena Ayah banyak membantu mereka dan mereka pun berbalik pula membantu Ayahku.
0 komentar:
Posting Komentar