Senin, 20 April 2015

Makna Belajar dan Berjuang

By on 19.15
Suatu hari, teman saya yang ditugaskan sebagai Penjaga Toko Foto Copy KUK memberikan laporan bersama-sama dengan para Ustadz yang ditugaskan di Toko Besi, dan Toko Kelontong KUK. Pada saat itu dia mendapat giliran ketiga karena memang Toko Foto Copy sedikit sekali yang dilaporkan, karena memang laba yang diperoleh juga sedikit. Begitu mendengar laporan teman saya, KH Syukri Zarkasyi mengatakan :
“Kamu untung sedikti? Laba sedikit? Biarin, bahkan kalau sampai KUK Foto Copy itu Rugi sekalipun, itu biar saja. Yang penting kamu mau belajar. Belajar tanggung jawab, belajar berfikir, belajar bagaimana membesarkan dan mempertahankan KUK Foto Copy itu, belajar dan tahu bagaimana menjaga harga, mengerti dan faham bagaimana menjaga pembeli, mengetahui bagaimana kok bisa bangkrut misalnya, ini semua kalian lakukan ditengah kesibukan kalian mengajar, kuliah, dan membantu pimpinan pondok. Dan kalian ikhlas melakukannya tanpa dibayar, tanpa ada gaji sama sekali, maka dengan laporan ini saja saya sudah bersyukur. Yang penting kalian mau dan bersedia untuk belajar….!!”
Saya tercenung mendengar cerita teman saya itu. Lalu berfikir, bahwa ternyata justru dengan keikhlasan ini teman-teman malah tidak merasakan pekerjaannya berat. Mereka masih bisa tersenyum bahkan bercanda. Masih bisa muwajjah (belajar malam) bersama para santri, masih bisa ngisi setoran Hafalan Al-quran para santri, masih mendengarkan curhatan anak-anaknya, padahal pekerjaan mereka di pos-pos ekonomi pesantren itu luar biasa beratnya. Membandingkan dengan bagaimana sebuah pesantren yang ngaku Alumni Gontor dikelola, jaga toko digaji sekian, ngawas muhadoroh (latihan pidato) digaji sekian, Jadi pengawas Bahasa digaji lagi sekian, jaga Koperasi dibayar lagi sekian. Jaga Wisma pesantren digaji juga sekian, mengkursus computer di bayar lagi sekian. Semua dikelola oleh Guru sampai ngawasin anak-anak ke Masjid sekalipun, karena semua itu dibayar. Sehingga organisasi Santrinya mati. Tidak berdaya, sehingga para santrinya Justru kehilangan kesempatan untuk berkarya. Padahal mereka SETIAP TAHUN study tour ke Gontor….Entahlah, dapat apa mereka dari Study Tour itu.

0 komentar:

Posting Komentar